Senin, 05 September 2011

kredit mikro mandiri tembus 600 miliar

sumber berita :http://www.fajar.co.id/read-20110906002137-kredit-mikro-mandiri-tembus-rp603-m
MAKASSAR, FAJAR -- Realisasi kredit mikro Kanwil X Bank Mandiri Makassar, meningkat pesat. Per Juni 2011 meningkat 49,3 persen atau Rp199 miliar dari realisasi Juni 2010.
http://www.fajar.co.id/read-20110906002137-kredit-mikro-mandiri-tembus-rpad603-m
Demikian diungkapkan Kepala Kantor Wilayah X Bank Mandiri Makassar, Edhi Chrystanto, kemarin. "Per Juni 2011 kami menyalurkan kurang lebih Rp603 miliar kredit mikro. Angka itu bertambah Rp199 miliar atau 49,3 persen dibandingkan Juni 2010," ungkapnya.

Menurut Edhi, tingginya penyerapan kredit mikro Bank Mandiri dipicu oleh respons pasar yang cukup besar atas kemudahan yang kami berikan. "Terutama setelah adanya sales outlet yang kita tempatkan di pasar-pasar tradisional," ujar Edhi.

Dia menjelaskan, kehadiran sales outlet memang sangat membantu pihaknya dalam menyalurkan kredit mikro, dengan plafond awal sampai dengan Rp100 juta.

Sales outlet Mandiri, jelas Edhi, adalah kantor-kantor unit yang berlokasi di pasar-pasar tradisional. Saat ini di Makassar sudah ada 28 sales outlet, dan total ada 50 sales outlet di Kanwil X Makassar, yang siap menyalurkan kredit mikro kepada pengusaha.

"Untuk kredit awal memang kita batasi plafondnya hanya sampai Rp100 juta. Tetapi

bila itu sudah dilunasi, kredit kedua bisa sampai dengan Rp200 juta," tutur Edhi.

Sementara itu, pengucuran kredit konsumsi juga naik signifikan. Untuk kredit pemilikan rumah (KPR), per Juni 2011, Bank Mandiri merealisasikan Rp2,78 triliun atau bertambah Rp476,8 miliar dibandingkan periode yang sama 2010. "KPR kami naik signifikan karena berbagai promo dan kemudahan," katanya.

Dia lalu menjelaskan, salah satu pemicu pertumbuhan kredit konsumer kata Edhi adalah, turunnya suku bunga KPR. Yaitu untuk perumahan baru pihaknya bekerjasama dengan pengembang perumahan, memberikan bunga KPR sebesar 8,8 persen. Sedangkan untuk rumah bekas, tingkat suku bunga yang diberikan sebesar 10,5 persen. "Mengenai bunga fixed-nya, tergantung tipikal fasilitas yang diinginkan konsumen,"

kata Edhi.

Sementara itu dari segi total dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun lanjut Edhi, secara YoY juga bertumbuh 16,8 persen atau menjadi Rp13,4 triliun di Juni tahun ini. Untuk tabungan dan giro mengalami peningkatan 21,3 persen atau tumbuh sebesar Rp1,5 triliun, yaitu dari Rp7 triliun menjadi Rp8,5 triliun. "Khusus tabungan saja
'>ANBAS/FAJAR
Grafis
BERITA TERKAIT:
» Sulsel Bisa Lampaui Target Kredit Nasional
MAKASSAR, FAJAR -- Realisasi kredit mikro Kanwil X Bank Mandiri Makassar, meningkat pesat. Per Juni 2011 meningkat 49,3 persen atau Rp199 miliar dari realisasi Juni 2010.

Demikian diungkapkan Kepala Kantor Wilayah X Bank Mandiri Makassar, Edhi Chrystanto, kemarin. "Per Juni 2011 kami menyalurkan kurang lebih Rp603 miliar kredit mikro. Angka itu bertambah Rp199 miliar atau 49,3 persen dibandingkan Juni 2010," ungkapnya.

Menurut Edhi, tingginya penyerapan kredit mikro Bank Mandiri dipicu oleh respons pasar yang cukup besar atas kemudahan yang kami berikan. "Terutama setelah adanya sales outlet yang kita tempatkan di pasar-pasar tradisional," ujar Edhi.

Dia menjelaskan, kehadiran sales outlet memang sangat membantu pihaknya dalam menyalurkan kredit mikro, dengan plafond awal sampai dengan Rp100 juta.

Sales outlet Mandiri, jelas Edhi, adalah kantor-kantor unit yang berlokasi di pasar-pasar tradisional. Saat ini di Makassar sudah ada 28 sales outlet, dan total ada 50 sales outlet di Kanwil X Makassar, yang siap menyalurkan kredit mikro kepada pengusaha.

"Untuk kredit awal memang kita batasi plafondnya hanya sampai Rp100 juta. Tetapi

bila itu sudah dilunasi, kredit kedua bisa sampai dengan Rp200 juta," tutur Edhi.

Sementara itu, pengucuran kredit konsumsi juga naik signifikan. Untuk kredit pemilikan rumah (KPR), per Juni 2011, Bank Mandiri merealisasikan Rp2,78 triliun atau bertambah Rp476,8 miliar dibandingkan periode yang sama 2010. "KPR kami naik signifikan karena berbagai promo dan kemudahan," katanya.

Dia lalu menjelaskan, salah satu pemicu pertumbuhan kredit konsumer kata Edhi adalah, turunnya suku bunga KPR. Yaitu untuk perumahan baru pihaknya bekerjasama dengan pengembang perumahan, memberikan bunga KPR sebesar 8,8 persen. Sedangkan untuk rumah bekas, tingkat suku bunga yang diberikan sebesar 10,5 persen. "Mengenai bunga fixed-nya, tergantung tipikal fasilitas yang diinginkan konsumen,"

kata Edhi.

Sementara itu dari segi total dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun lanjut Edhi, secara YoY juga bertumbuh 16,8 persen atau menjadi Rp13,4 triliun di Juni tahun ini. Untuk tabungan dan giro mengalami peningkatan 21,3 persen atau tumbuh sebesar Rp1,5 triliun, yaitu dari Rp7 triliun menjadi Rp8,5 triliun. "Khusus tabungan saja
Published with Blogger-droid v1.7.4

Bank Syariah perlu dukungan induk

iJAKARTA. Bank Indonesia (BI) menilai bank-bank syariah perlu mendapat dukungan induknya supaya lebih cepat berkembang.

Direktur Perbankan Syariah BI Mulya E Siregar menuturkan selain PT Bank Syariah Muamalat Indonesia dan PT Bank Syariah Mandiri (BSM), PT Bank Syariah BRI serta PT Bank Syariah BNI termasuk yang cukup mendapat dukungan induk.

BNI Syariah dan BRI Syariah menurut Mulya mengalami pertumbuhan cukup pesat di antara bank-bank syariah lainnya yang baru berdiri. Sekedar catatan, Bank Muamalat dan Bank Syariah Mandiri merupakan dua bank syariah pertama di Indonesia.

Laba bersih Bank Muamalat dan Bank Syariah Mandiri bahkan sudah menguasai sekitar 52% dari industri perbankan syariah yang pada semester I 2011 mencapai Rp 777 miliar. Laba bersih Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat hingga semester I 2011 masing-masing sebesar Rp 270 miliar dan Rp 141 miliar.

"Yang lain saya belum lihat karena mereka masih terus konsolidasi. Masih coba-coba. Mungkin juga karena induknya belum mendukung penuh. Kalau sudah, bisa secepat BRI Syariah dan BNI Syariah," ungkap Mulya, Senin (5/9).

Bank-bank tersebut adalah PT Bank Syariah Mega Indonesia, PT Bank Syariah Bukopin, PT Bank Panin Syariah, PT Bank Victoria Syariah, PT BCA Syariah, PT Bank Jabar dan Banten dan PT Maybank Indonesia Syariah.

"Untuk memperkuat konsolidasi dan membangun jaringan, kuncinya ada di Teknologi Informasi (TI). Kalau IT sudah didukung induk, bisa cepat," kata Mulya.

  sumber:dkontan.co.id
Published with Blogger-droid v1.7.4

tips memilih emas untuk investasi

JAKARTA - Sebagai logam mulia, nilai dan harga emas cenderung merangkak naik, dan tidak terpengaruh inflasi. Akibatnya, emas pun menjadi instrumen favorit dalam berinvestasi di tengah ketidakpastian ekonomi global. Jika Anda baru akan mulai berinvestasi dalam bentuk emas, ada baiknya mengintip tips berikut.

Update kurs emas dan rupiah

Dua faktor penentu yang patut diperhatikan ketika berinvestasi di emas adalah kurs emas dan kurs rupiah terhadap dolar. Keduanya harus selalu Anda pantau untuk menjadi acuan investasi. Kurs emas dapat dipantau setiap hari, salah satunya dengan menghubungi langsung PT Antam Tbk setiap pukul 09.30 WIB.

Pastikan keaslian emas

Sertifikat yang Anda dapatkan ketika membeli emas batangan adalah jaminan bahwa emas tersebut asli. Khusus di Indonesia, sertifikat tersebut haruslah dikeluarkan oleh PT Antam Tbk dan diakui oleh London Bullion Market Association (LBMA).

Sertifikat tersebut memuat nomor seri yang sama seperti yang tercantum di emas batangan, dan berukuran 5x6 cm. Keaslian emas batangan dipastikan dengan adanya logo LM berbentuk segi lima. Pada emas batangan tersebut juga tertera tulisan Fine Gold 9.9999. Sementara, lempengan emas lebih dari lima gram dilengkapi dengan nomor seri yang biasanya diawali dengan dua karakter huruf dan tiga digit angka.

Pastikan kadar kemurnian emas

Standar internasional menetapkan beberapa kalsifikasi kemurnian emas yakni emas murni (24 karat) memiliki komposisi 99,99 persen emas, emas 22 Karat berkomposisi 91,7 persen emas dan 8,3 persen campuran bahan lain seperti perak, emas 20 karat (83,3 persen emas), emas 18 karat (75 persen emas), emas 16 karat (66,6 persen emas), emas 14 karat (58,5 persen emas), dan emas 9 karat (37,5 persen emas).

Tiap keping emas tersebut membutuhkan biaya produksi sekira Rp33.500-Rp102 ribu. Simpan bukti pembelian dan sertifikat keaslian. Menyimpan baik-baik bukti pembelian dan sertifikat keaslian emas akan memudahkan Anda ketika akan menjual emas Anda.
Published with Blogger-droid v1.7.4

Minggu, 04 September 2011

suku bunga kredit turun

JAKARTA (Suara Karya): Regulator perbankan, Bank Indonesia (BI), mencatat suku bunga kredit perbankan sampai Juni 2011 mengalami penurunan terutama untuk kredit modal kerja dan kredit investasi.
"Kredit modal kerja turun 62 basis poin dan kredit investasi turun 11 basis poin, tetapi kredit konsumsi justru naik 84 basis poin," kata Direktur Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI Wimboh Santoso di Jakarta, akhir pekan lalu.
Penurunan suku bunga itu juga membuat net interest margin (NIM) atau spread antara suku bunga kredit dan suku bunga tabungan menurun dengan agregat 5,8 persen.
Penurunan suku bunga kredit juga terlihat dari laporan suku bunga dasar kredit (SBDK) yang wajib dipublikasikan bank dengan aset di atas Rp 10 triliun.
Menurut Wimboh, untuk biaya overhead pada Juni di kredit korporasi turun dari 3,17 persen di Mei menjadi 2,6 persen. Sementara untuk ritel turun dari 3,36 persen menjadi 2,75 persen, KPR turun dari 3,54 persen menjadi 3,06 persen dan non KPR turun dari 3,49 persen menjadi 3,06 persen.
Sementara untuk angka harga pokok dana untuk kredit (HPDK) sedikit meningkat karena beberapa menggunakan dananya untuk menambah Giro Wajib Minimum (GWM). Untuk HPDK kredit korporasi naik dari 6,17 persen pada Mei menjadi 6,18 persen, kredit ritel naik dari 6,39 persen menjadi 6,59 persen, KPR turun dari 6,41 persen menjadi 6,30 persen dan non KPR turun dari 6,53 persen menjadi 6,49 persen.
Sementara untuk hitungan margin kredit korporasi naik dari 1,8 persen pada Mei menjadi 2,2 persen di Juni, kredit ritel naik dari 2,20 persen menjadi 2,43 persen, KPR naik dari 1,91 persen menjadi 2,29 persen dan non KPR naik dari 2,37 persen menjadi 2,53 persen.
Total SBDK untuk kredit korporasi turun dari 11,18 persen pada Mei menjadi 11,03 persen pada Juni. Kredit ritel turun dari 12,00 persen menjadi 11,8 persen, KPR turun dari 11,85 persen menjadi 11,69 persen dan non KPR turun dari 12,45 persen menjadi 12,10 persen. (Agus)
Published with Blogger-droid v1.7.4